MENGAPA DI SINGAPORE HARGA DAGING HANYA RP.40 RIBUAN / KG ?
Heboh
daging sapi, kita mulai menyadari bahwa pangan, sekali lagi pangan
bukan hanya daging sapi, merupakan komoditas krusial bagi negara dengan
penduduk lebih dari 250juta jiwa ini . . . Menghidupi keluarga
dengan jumlah penghuni lebih banyak membawa risiko yang besar, terutama
bila tidak didukung sektor riel yang super tangguh. Sebagai contoh, bila
di rumah ada 4 atau 5 jiwa, maka cukup belanja dari tukang sayur
dorongan yang lewat. Tetapi kalau kita mengelola asrama dengan lebih dari 50 atau ratusan orang, ya harus ada effort lain,
harus ke pasar induk misalnya. Dan di pasar induk belum tentu serta
merta tersedia memadai.
Bagi
Singapore untuk 5 juta jiwa penduduknya cukup mencari daging sebanyak
5 ton di pasar internasional, dan dengan kelebihan pendapatannya akan
mudah diperoleh kebutuhan itu. Harga daging di sana akan stabil, mewskipun tidak memiliki peternakan.
Normalnya,
Indonesia harus mencari 200 ton daging untuk penduduk yang ada ? Ini
tidak mudah. Kalau yang diperoleh hanya 10 atau 20 ton, akibatnya harga
akan segera naik melebihi harga di Singapore, Malaysia, Brunei,
Filipina, dst..
Semua komoditi pangan akan berperilaku seperti ini. Sudah sama sama kita hadapi, betapa mahal bahan pangan di negeri kita ini.
Negeri ini harus memprioritaskan ketahanan pangan diatas segalanya. Dengan pemerintah yang melayani bebas korupsi dan fokus pada pengadaan pangan.
Kalau tidak, kita akan terus hidup di negeri dengan
harga pangan paling tinggi. Dan rakyat pun akan terus hidup dengan gizi
buruk, makan mie instan setiap hari . . . semakin rendah kualitas SDM
kita . . . Akibatnya kita akan tahu sendiri seperti apa negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar