Jumat, 15 Februari 2013

MENGAPA DI SINGAPORE HARGA DAGING HANYA RP.40 RIBUAN / KG ?
Heboh daging sapi, kita mulai menyadari bahwa pangan, sekali lagi pangan bukan hanya daging sapi, merupakan komoditas krusial bagi negara dengan penduduk lebih dari 250juta jiwa ini . . . Menghidupi keluarga dengan jumlah penghuni lebih banyak membawa risiko yang besar, terutama bila tidak didukung sektor riel yang super tangguh. Sebagai contoh, bila di rumah ada 4 atau 5 jiwa, maka cukup belanja dari tukang sayur dorongan yang lewat. Tetapi kalau kita mengelola asrama dengan lebih dari 50 atau ratusan orang, ya harus ada effort lain, harus ke pasar induk misalnya. Dan di pasar induk belum tentu serta merta tersedia memadai.

Bagi Singapore untuk 5 juta jiwa penduduknya  cukup mencari daging sebanyak 5 ton di pasar internasional, dan dengan kelebihan pendapatannya akan mudah diperoleh kebutuhan itu. Harga daging di sana akan stabil, mewskipun tidak memiliki peternakan.

Normalnya, Indonesia harus mencari 200 ton daging untuk penduduk yang ada ? Ini tidak mudah. Kalau yang diperoleh hanya 10 atau 20 ton, akibatnya harga akan segera naik melebihi harga di Singapore, Malaysia, Brunei, Filipina, dst..

Semua komoditi pangan akan berperilaku seperti ini. Sudah sama sama kita hadapi, betapa mahal bahan pangan di negeri kita ini.

Negeri ini harus memprioritaskan ketahanan pangan diatas segalanya. Dengan pemerintah yang melayani bebas korupsi dan fokus pada pengadaan pangan.  Kalau tidak, kita akan terus hidup di negeri dengan harga pangan paling tinggi. Dan rakyat pun akan terus hidup dengan gizi buruk, makan mie instan setiap hari . . . semakin rendah kualitas SDM kita . . . Akibatnya kita akan tahu sendiri seperti apa negeri ini.

Sekedar renungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar